Tempe sudah pasti bukan makanan yang asing lagi bagi kita masyarakat indonesia. Ya, makanan yang dibuat dari kedelai yang difermentasi ini memang sudah dikonsumsi secara turun-temurun sebagai makanan harian masyarakat Indonesia. Sudah banyak fihak luar yang juga mengakui bahwa tempe memang asli makanan dari khasanah budaya Indonesia, namun sayangnya hak paten internasionalnya justru dipegang oleh Jepang dan Jerman. Kalau ngomongin masalah tempe dari sudut pandang kesehatan, makanan yang murah meriah ini sudah terbukti secara klinis bergizi tinggi dan banyak manfaatnya. Namun sayangnya(lagi), kedelai sebagai bahan baku tempe kita masih impor dari negara tetangga. Sungguh ironis bukan?… Padahal, kedelai sebagai bahan baku berbagai makanan bergizi seharusnya kita bisa swasembada mengingat kelimpahan kesuburan tanah dinegara kita.
Lalu apa saja manfaat makan tempe untuk kesehatan kita?..
Sumber asam amino terbaik
Tempe yang dibuat dari kedelai merupakan sumber penting protein yang berasal dari nabati. Selain itu, proses fermentasi dari kedelai untuk menjadikannya sebagai tempe telah mengkonversi beberapa protein menjadi asam amino (hal ini biasanya dilakukan oleh sistem pencernaan kita). Sehingga dengan demikian protein dalam tempe lebih mudah dicerna daripada protein yang ditemukan dalam produk hewani. Jadi tempe bisa menjadi berita bagus bagi yang tak menyukai konsumsi daging atau penganut diet vegetarian atau vegan sebagai sumber protein penting mereka. Kandungan protein dari tempe cukup lengkap dan berkualitas tinggi, yang berguna membantu mempertahankan jaringan otot, dan juga membuat enzim yang diperlukan untuk fungsi sel.
Mencegah kanker usus
Tempe juga kaya akan serat makanan, yang mengikat racun dan mendetoksifikasi usus sehingga mencegah kanker usus besar. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa kejadian kanker usus besar cenderung lebih rendah di negara-negara yang banyak mengkonsumsi produk kedelai yang difermentasi seperti tempe.
Sarat dengan Tembaga dan Mangan
Mengkonsumsi tempe berati Anda akan lebih banyak memperoleh asupan tembaga dan mangan. Kedua mineral ini berguna untuk mendukung penyembuhan luka dan meningkatkan kekuatan jaringan dengan meningkatkan sintesis kolagen. Mangan dari tempe juga membantu membersihkan glutamat, racun saraf, dari otak Anda, dan tembaga mempromosikan terjadinya komunikasi antar sel otak.
Riboflavin dan Niacin untuk mendukung metabolisme
Tempe juga memiliki kandungan riboflavin dan niacin, sehingga merupakan ide yang bagus untuk ditambahkan kedalam diet harian Anda. Nutrisi-nutrisi ini berfungsi untuk mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk metabolisme sel. Riboflavin juga menjaga kesehatan kulit dan mata, dan niasin membantu mengontrol nafsu makan Anda.
Sumber fitoestrogen
Tidak seperti tahu, tempe dibuat dengan cara difermentasi, yang memungkinkan bagi pencernaan untuk lebih mudah mencerna protein dan mengurangi pengaruh buruk asam fitatnya. Tempe mengandung hormon dari nabati yang sebut dengan fitoestrogen tertentu yang disebut dengan isoflavon. Isoflavon memiliki kemampuan untuk meniru beberapa efek estrogen yang ada dalam tubuh manusia. Dengan demikian, makan tempe mungkin bermanfaat untuk mengurangi gejala menopause.
Isoflavon yang paling dominan dalam tempe adalah genistein, yaitu enzim yang secara struktural mirip dengan estrogen pada manusia tetapi dalam bentuk lemah. Genistein adalah jaringan tertentu, yang artinya bekerja secara berbeda di berbagai bagian tubuh Kita. Efek dari genstein juga tergantung pada faktor-faktor lain, seperti nomor reseptor estrogen dan jumlah estrogen manusia dalam aliran darah. Namun, genistein lebih lemah dari estrogen alami dan diduga hanya memblokir estrogen manusia dari situs reseptor dan tidak memberikan suatu efek estrogenik yang kuat itu sendiri – menurut American Cancer Society.
Baca: Destinasi Wisata Sukabumi Cocok Buat Liburan
Fitoestrogen memicu sel kanker pay*dara?
Peningkatan kadar estrogen dikatakan memicu reproduksi sel pay*dara – yang pada tingkat tinggi bisa mendorong, mempercepat atau bahkan mungkin menyebabkan kanker. Namun penelitian masih berusaha untuk memperjelas peran fitostrogen ini dalam perkembangan kanker pay*dara. Misalnya, ada penelitian yang melaporkan bahwa genistein positif menstimulasi reseptor estrogen pertumbuhan sel kanker pay*dara dalam laboratorium, hanya tidak seperti estrogen pada manusia. Di sisi lain, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam “Breast Cancer Research and Treatment” edisi 2009 dan menyimpulkan bahwa wanita Amerika yang diberikan isoflavon menunjukkan risiko penurunan kekambuhan kanker pay*dara, terutama jika mereka diberi obat tamoxifen. Temuan ini mendorong National Cancer Institute menyatakan bahwa isoflavon menunjukkan aktifitas seperti estrogen ringan yang dapat mengatur keseimbangan hormon dan mengurangi risiko kanker pay*dara.
Tempe bagus untuk wanita yang sudah masuk menopouse karena bermanfaat mengurangi gejalanya. Namun jika Anda memiliki riwayat pribadi memiliki reseptor estrogen positif kanker, sebaiknya mendiskusikan ini kepada dokter karena walaup bagaimanapun penelitian tentang ini masih observasional dan masih perlu lebih diperjelas lagi.
Bagaimana mengkonsumsi tempe?
Makanan apapun, tentu lebih sehat jika diolah tanpa melibatkan minyak/lemak jenuh. Jadi, untuk mendapatkan manfaat tempe untuk kesehatan secara optimal, mengukus adalah cara yang jauh lebih sehat daripada menggoreng.